Kak Idzma Mahayattika
(Direktur Kidz Smile Foundation)Mengajar TPA. Diantara kita semua pasti ada yang sudah pernah berpengalaman mengajar TPA, kecuali yang belum pernah mengajar tentu saja..hehee. Pengalaman menjadi seorang pengajar, ada suka, ada duka, ada-ada saja pokoknya hal–hal yang menjadi momen berharga dan tak terlupakan ketika kita berkecimpung di sana.
Di materi ini, kak Idzma banyak berbagi cerita tentang pengalamannya mengajar anak-anak, dan memberikan tips and trick agar kita tidak “krik-krik” sewaktu mengajar. Terkadang ada orang yang kehabisan ide pas mau mengajar, atau terkesan monoton, sehingga anak-anak bosan, bahkan ada yang kabur dan menjadi tidak nurut.
Berbicara tentang ide, gimana sih biar ide kita bias tersampaikan dengan baik? Nah, menurut kak Idzma, ide akan tertanam kuat, bila:
1. Disampaikan oleh figur otoritas
Figur otoritas di sini maksudnya adalah sosok yang punya pengaruh atau yang dihormati. Misalnya, ustad/ustadzah. Pastilah anak-anak akan lebih mendengarkan apa yang disampaikan oleh seorang ustad/ustadzah daripada kalau yang menyampaikan itu teman sebayanya.
2. Mempunyai muatan emosi tinggi
Passion! Ada greget ketika kita menyampaikan sesuatu. Jangan datar-datar saja, karena yang datar biasanya membosankan. Apalagi yang kita hadapi adalah anak-anak. Mereka akan lebih merespon dan lebih “ngeh” dengan apa yang kita sampaikan, apabila kita menyampaikannya dengan penuh semangat dan memiliki muatan emosi tinggi.
3 Repetisi ide Repetisi atau pengulangan.
Sampaikan berulang-ulang, agar apa yang kita sampaikan benar-benar terserap dan tertanam kuat pada lawan bicara kita.
4. Penguatan ide oleh sumber-sumber lain
ide yang sama tersebut disampaikan tidak hanya oleh satu orang, namun dikatakan oleh beberapa orang yang berbeda. misalnya guru di sekolah, orang tua dirumah, dan ustadz di TPA mengatakan hal yang sama, misalnya “kamu anak yang rajin” maka pengaruhnya kepada anak akan jauh lebih besar.
Setelah menanam ide, sekarang kita belajar bagaimana cara memberikan sugesti. Sugesti penting, supaya kita tidak sekedar memberikan ide-ide, tetapi juga memberikan pengeruh-pengaruh positif. Caranya sebagai berikut :
- Gunakanlah kalimat-kalimat positif
- Berikan reward
- Ulangi beberapa kali
- dihindari menggunakan kata “jangan”
1. Pengkondisian
Pengkondisian penting untuk keberlanjutan dan demi kelancaran proses belajar mengajar berikutnya. Kalau dari awal kita sudah berhasil mengkondisikan anak-anak, secara otomatis mereka akan lebih mudah untuk kita kendalikan.
Bagaimana caranya? Ada banyak cara pengkondisian, diantaranya yang sering dilakukan adalah dengan tepuk-tepuk, seperti tepuk anak soleh, dkk, yang sudah banyak dikreasikan. Bisa juga dengan memberikan komando, misal ketika kita berkata “santri”, maka mereka harus menjawab “iya ustad/ustadzah”. Banyak cara yang bisa temen-temen kreasikan dalam rangka pengkondisian, cukup dengan hal-hal yang simple dan mudah dipahami.
2. Isi
Usahakan dalam kita menyampaikan isi jangan membosankan. Kita bisa mengkreasikan dengan banyak cara, contohnya dengan dongeng. Dalam mendongeng pun harus dilakukan dengan semenarik mungkin, jangan monoton. Bisa menggunakan alat bantu, seperti buku cerita bergambar, music, atau boneka tangan, dengan efek suara yang khas. Kalau pun kita tidak bisa mengganti-ganti suara, bisa disiasati dengan menggunakan ‘suara besar’, ‘suara biasa’, dan ‘suara kecil’. Usahakan sekreatif mungkin dan lepas saja ketika kita menyampaikan. Jangan ada rasa malu.
Ada kalanya juga kita bisa mengajak anak-anak berpetualang, kegiatan outdoor supaya mereka tidak bosan.
3. Penutup
Pada sesi ini, berikanlah sugesti dengan hal-hal yang positif. Jangan hanya sekedar penutupan, salam, bubar.. Tapi ada sesuatu yang bisa kita sampaikan untuk membesarkan hati mereka, dengan mengambil hikmah dari materi yang sudah disampaikan sebelumnya.
Mengajar itu menyenangkan bukan? Posisikan diri kita seperti anak-anak, dengan begitu kita akan lebih mudah dalam berinteraksi dan menyampaikan ide-ide yang kita miliki. “Keep it short and simple (KISS)” Selamat mengajar.
ditulis oleh Siti Nuruliah Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan UGM
*Tulisan ini adalah materi kedua pembekalan untuk calon pengajar GKM. dilaksanakan pada hari ahad, 27 Maret 2011, 13.15-15.30 WIB di PPMi Rabingah Prawoto.
0 komentar:
Posting Komentar